Kopi Arabika, yang ditanam di dataran tinggi tropis, seperti di kebun pada foto dengan buah merah yang matang, merupakan varietas kopi yang terkenal dengan cita rasanya yang kompleks dan keasaman yang tinggi. Kondisi kebun yang optimal, dengan iklim sejuk dan tanah subur, memastikan tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik. Buah merah, atau ceri kopi, yang terlihat di kebun ini menunjukkan kematangan sempurna, di mana pemanenan dilakukan secara selektif hanya pada ceri yang benar-benar matang untuk menjaga kualitas biji. Proses ini berperan penting dalam menghasilkan kopi Arabika yang memiliki aroma floral dan rasa buah yang khas, seperti beri atau citrus.
Setelah dipetik, ceri kopi menjalani pengolahan pasca panen, baik dengan metode basah (washed) untuk menghasilkan rasa yang bersih dan terang, atau metode kering (natural) untuk profil rasa yang lebih fruity dan kompleks. Proses yang cermat dari mulai penanaman, perawatan tanaman, hingga pengolahan biji kopi menciptakan nilai tambah pada kopi Arabika ini, sehingga mampu memberikan pengalaman minum kopi yang berkualitas tinggi dan diminati oleh penikmat kopi di seluruh dunia.
Proses penjemuran honey adalah salah satu metode pengolahan kopi yang unik, di mana sebagian besar lapisan lendir (mucilage) dari ceri kopi dibiarkan menempel pada biji saat proses pengeringan. Pada tahap ini, ceri kopi yang sudah dikupas kulit luarnya dijemur di bawah sinar matahari di tempat yang terkontrol, seperti greenhouse. Proses ini penting karena suhu dan kelembapan di greenhouse dapat dikendalikan untuk memastikan pengeringan yang merata dan konsisten. Dalam honey process, lendir yang masih menempel memberikan rasa manis alami pada biji kopi, karena gula yang ada dalam lapisan mucilage perlahan meresap ke dalam biji selama proses penjemuran.
Proses penjemuran biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga kadar air biji kopi turun hingga 10–12%. Biji kopi secara rutin dibolak-balik agar pengeringan terjadi secara merata dan mencegah fermentasi yang berlebihan. Honey process sering menghasilkan kopi dengan karakteristik rasa yang manis, sedikit body lebih penuh, dan keasaman yang lebih lembut dibandingkan metode washed. Selain itu, penggunaan greenhouse untuk penjemuran melindungi biji kopi dari paparan hujan atau kelembapan yang berlebihan, sehingga menghasilkan biji kopi yang berkualitas tinggi dengan cita rasa unik yang seimbng antara manis dan buah.
Kolaborasi antara akademisi dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) dan praktisi petani kopi Arabika di Gunung Sukma Ilang merupakan langkah strategis dalam mengembangkan kualitas dan keberlanjutan industri kopi lokal. Dalam kemitraan ini, para dosen Polinela membawa keahlian akademik mereka dalam bidang pertanian, teknologi, dan riset untuk mendukung para petani dengan pengetahuan terbaru tentang teknik budidaya, pengolahan, serta inovasi di sektor kopi. Sementara itu, para petani kopi yang berpengalaman memberikan wawasan praktis dan lokal mengenai kondisi tanah, iklim, dan proses tradisional yang telah terbukti efektif di wilayah Gunung Sukma Ilang.
Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi kopi Arabika, memperkenalkan metode pertanian yang lebih berkelanjutan, serta memperkuat kapasitas para petani dalam menghadapi tantangan global. Melalui sinergi antara teori dan praktik, baik akademisi maupun petani bekerja sama untuk mengoptimalkan seluruh rantai produksi, dari perawatan tanaman hingga pengolahan pasca panen. Kolaborasi ini juga membuka peluang untuk menciptakan inovasi produk kopi yang unggul dengan potensi menembus pasar nasional dan internasional, sekaligus mempertahankan warisan kopi khas Sukma Ilang.